Teknik konseling
secara umum yang diungkapkan Sofyan S Willis dan Akhmad Sudrajat (2011:36-45)
diantaranya :
1.
Attending yang baik, yaitu
perilaku yang bisa menghormati dan meningkatkan harga diri konseli, mencakup
kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Misal : konselor aktif
mendengarkan dan penuh perhatian saat konseli berbicara.
2.
Empati, yaitu kemampuan
konselor untuk merasakan, mengerti dan memahami apa yang sedang dirasakan
konseli.
3.
Refleksi, yaitu teknik
menentramkan dan meyakinkan konseli agar ia bisa mengungkap yang sedang ia
rasakan dan pikirkan.
4.
Reassurance, yaitu teknik
memantulkan kembali perasaan dan pikiran yang telah diungkapka konseli.
5.
Eksplorasi, teknik untuk
menggali informasi atau data tentang apa yang sedang dirasakan dan dipikirkan
konseli secara menyeluruh.
6.
Paraphrasing, yaitu teknik
untuk menyatakan kembali inti dari apa yang disampaikan konseli dengan kalimat
sederhana.
7.
Pertanyaan tertutup, yaitu
teknik bertanya yang membutuhkan jawaban ya, tidak atau jawaban lain misal : “Sedihkah
Anda?”
8.
Pertanyaan terbuka, yaitu
teknik bertanya yang membutuhkan jawaban lebih dari sekedar ya atau tidak.
9.
Inisiatif, yaitu teknik
mendorong konseli agar lebih bersemangat lagi untuk berbicara mengungkapkan apa
yang dirasakannya.
10. Konfrontasi, yaitu teknik untuk menyadarkan konseli pada
inkonsistensi antara perkataan dengan perbuatan.
11. Minimal encouragement ( dorongan minimal), yaitu teknik untuk
memberi dorongan kepada konseli yang ditunjukkan dengan ungkapan singkat,
misalnya : oh, ya, lalu, terus. Tujuan dorongan ini agar konseli terus
berbicara dan pembicaraan mencapai tujuan.
12. Menyimpulkan sementara, yaitu teknik yang digunakan untuk
menyimpulkan sementara hasil pembicaraan yang telah berlangsung untuk mempertajam
fokus pembicaraan.
13. Menjernihkan, yaitu teknik untuk menjernihkan ucapan konseli
yang masih samar – samar atau meragukan.
14. Menyimpulkan, yaitu teknik untuk menyimpulkan pembicaraan yang
berguna untuk memantapkan rencana dan pemahaman konseli.